My photo
kami adalah kami, tidak sempurna sifat dan rupa. yang mencari keredhaan-Nya untuk berjuang dijalan-Nya. hanya Allah s.w.t, hakim yang boleh menilai dan mentafsir siapa diri kami. 'Da'wah is not about to change and convert people but da'wah is to convey the message with wisdom, knowledge and good words'- kata-kata seorang penda'wah

Friday, October 14, 2011

Pengubat Hati Sedih.



TAHUKAH KITA? Ketika Allah rindu pada hambanya, Allah akan mengirimkan sebuah hadiah 
istimewa melalui malaikat Jibril yang isinya adalah ujian…
Dalam hadith qudsi Allah berfirman:


Pergilah pada hambaku lalu timpakanlah berbagai ujian padanya kerana Aku ingin mendengar rintihannya.”(HR. Thabrani dari Abu Umamah)
Abu Said dan Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW. bersabda:
Seorang muslim yang ditimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya.
(H.R. Bukhari dan Muslim)


Hole in my heart Pengubat Hati Sedih


Jangan sedih bila orang lain tidak memahami anda..
Tapi sedihlah karena anda tidak mau memahami orang lain.

Jangan sedih bila orang lain tidak mempercayai anda..
Tapi sedihlah karena anda tidak percaya diri sendiri.

Jangan sedih bila orang lain tidak memberi kesempatan kepada anda..
Tapi sedihlah karena anda belum buat persiapan.

Jangan sedih bila orang lain tidak menghargai anda..
Tapi sedihlah karena anda tidak bisa menghargai orang lain.

Jangan sedih bila orang lain menghina anda..
Tapi sedihlah karena anda membuat hina diri sendiri.

Jangan sedih bila orang lain memaki anda..
Tapi sedihlah karena anda bermulut jahat pada orang lain.

Jangan sedih orang selalu mengritik kita..
Tapi sedihlah karena anda tak pernah mau perbaiki diri.

Jangan sedih karena anda selalu jatuh..
Tapi sedihlah karena anda tak mau bangkit kembali.

Jangan sedih karena perjalanan hidup anda pahit getir..
Tapi sedihlah karena anda tak pernah belajar dari pengalaman.

INGATLAH..


Kunci masalah selalu ada dalam diri, bukan di luar.


# Memetik kata-kata sahabat Pakar Cinta (Pakar Diari Hati)


Orang kata , semakin banyak kau beriman..
”Kau akn diuji terus bertubi-tubi..”
Orang kata , semakin banyak kau berbuat baik..
”Kau akn terus berdepan dengan masalah..”
Ini semua benar.. Menjadi org yg baik bukan senang..
Sebab itu.. ia terus ” Diuji supaya menjadi baik..”
” la yukallifullahu nafsan illa wus’aha!”

Saturday, October 8, 2011

Setulus Cinta Nabi Muhammad.




Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap, Rasulullah s.a.w. dengan suara terbatas memberikan kutbah.
"Wahai umatku, kita semua berada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al-Quran dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggil Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan risau, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengadu. Fatimah terpejam. Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat sungguh maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku (peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.)"
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii.. (Umatku, umatku, umatku).."
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai seperti Baginda mencintai kita? Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Sahabat-sahabat muslim sekalian, marilah kita renungkan kembali pengorbanan Rasulullah kepada umatnya, betapanya cintanya Rasulullah kepada umatnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.
Pernahkah kita menangis untuk Rasulullah s.a.w? Sedangkan di akhir hayat baginda menangis kerana kita. Renungkanlah...

Friday, October 7, 2011

Nyahkan Rasa Jemu Dari Hidup Anda

Orang yang hidup mengekang diri dengan hanya satu gaya atau cara hidup sudah tentu akan dilanda kebosanan. Hal itu kerana jiwa manusia pada dasarnya cenderung mudah bosan.Tiap-tiap manusia tidak akan betah dalam satu keadaan yang sama. Dan kerana itu pula maka Allah menjadikan banyak warna dan bentuk untuk suatu tempat, zaman, makanan,minuman, dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya.Ada malam dan ada siang,ada dataran tinggi dan dataran rendah , ada putih dan ada hitam, ada panas dan ada sejuk, ada manis dan ada pahit. Kepelbagain dan perbezaan ini telah pun disebut Allah dalam beberapa firman- Nya. Di antaranya Allah berfirman, ertinya :

"(Dengan itu) akan keluarlah dari dalam badanya minuman (madu) yang berlainan warnanya."
                                                                                                                 (Surah An - Nah :69)

"Dari pohon-pohon tamar (kurma) yang berumpun dan yang tidak berumpun".
                                                                                                                 (Surah Ar-Ra'd : 4)

"Dan di anatara gunung-ganang pula ada yang mempunyai jalur-jalur serta lorong-lorong putih dan merah , yang berlainan warnanya (tua dan muda) dan ada juga yang hitam legam."
                                                                                                                 (Surah Fatir :27)

"Dan demikianlah keadaan hari-hari (kejayaan dan kesedihan) Kami pergilirkan di antara sesama manusia, (supaya menjadi pengajaran)."
                                                                                                                 (Surah Ali Imran : 140)

Malahan Bani Israel pernah berasa bosan dengan makanan mereka yang paling baik dan mengeluh kepada Allah:

"Dan kami tidak sabar (sudah jemu) dengan makanan yang semacam sahaja".
                                                                                                                 (Surah Al-Baqarah : 61)

Al-Makmum adakalanya membaca sambil duduk, sekali-sekala dengan berdiri, dan ketika yang lain sambil berjalan. Dan kerana itu pula ia telah berkata: "Jiwa manusia itu sungguh mudah merasa bosan" .

Allah juga sudah berfirman, ertinya :
"(Iaitu) orang-orang yang menyabut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring."
                                                                                                                  (Surah Ali Imran :191)

Ayat ini mengisyaratkan bahawa dalam beribadah pun manusia akan mudah berasa  bosan. Sebab itu maka Allah pun memberi banyak pilihan bentuk dan cara beribadah kepada para hamba-Nya.
                       
Allah sudah menetapkan pelbagai amalan hati, amalan lisan, amalan badan, dan amalan harta. Kita juga tidak hanya diwakibkan sembahyang,tetapi juga membayar zakat,berpuasa,menunaikan haji dan ikut berjihad.
Lebih dari itu, dalam sembahyang pun kita tidak hanya disuruh berdiri sahaja, tetapi juga rukuk, sujud dan duduk.

Semua ini mengisyaratkan bahawa siapa pun yang menghendaki kepuasan, semangat yang selalu baru dan produktiviti maka ia pandai membahagi waktunya. Ia perlu membahagi waktu kerana selain ia perlu bekerja, merenung dan perlu juga mencari hiburan. Dalam hal membaca pun, anda perlu kepelbagain. Ada masanya anda perlu membaca Al-Quran, tafsir, sirah Baginda Rasul , hadis, fiqah,sejarah, sastera dan ilmu pengetahuan yang lain. Begitu pulalah dalam melaksanakn kegiatan harian,anda mesti dapat menentukan bilakah waktu untuk beribadah, mencari hiburan, mengunjungi kenalan, menerima tamu,bersukan dan berkelah. Dengan begitu, nescaya jiwa anda akan terus merasa segar dan bersemangat..

\